Total Tayangan Halaman

Rabu, 26 Agustus 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bagi masyarakat awam, barangkali istilah molahidatidosa masih terasa asing di telinga. Jika boleh menebak, kemungkinan tidak ada yang dapat mengklasifikasikan dengan benar, apakah molahidatidosa ini termasuk dalam kategori zoologi, fisika, kimia atau astronomi. Karena sesungguhnya, istilah mola ini tidak termasuk dalam kategori tersebut, tetapi tidak lain merupakan istilah kedokteran, tepatnya menyangkut masalah tentang kehamilan yang abnormal.
Apabila dilihat dari frekuensi mola yang umumnya pada wanita di Asia lebih tinggi yakni 1 dari 80 – 120 kehamilan daripada wanita di benua Eropa 1 dari 1.500 – 2.000 kehamilan. (Sumber : http://cakmokia86.wordpress.com). Tentang nasibnya kehamilan tidak normal ini dapat dikatakan, bahwa mola keluar sendiri atau dikeluarkan dengan suatu tindakan, pengeluaran sendiri biasanya disertai dengan perdarahan banyak.
Dari penjelasan inilah maka penyusun akan mencoba mengangkat suatu makalah dengan judul Molahidatidosa.

1.2. Perumusan Masalah
Dalam mengidentifikasi berbagai aspek kehidupan perkembangan dan masalah kesehatan, maka penyusun akan membahas sedikit tentang molahidatidosa tersebut.

1.3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Sesuai dengan permasalahan yang telah ditemukan di atas, maka kami bertujuan untuk mengetahui asuhan praktek klinik pada ibu INC dengan masalah molahidatidosa dengan tindakan pemenuhan kebutuhan ibu INC.


B. Tujuan Khusus
Sebagai salah satu dari praktek kebidanan agar pembaca dapat memahami mengenai pengertian dan tujuan dari masalah molahidatidosa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar dari Molahidatidosa
A. Pengertian
Hamil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “Bakal Janin” sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur. Tumor jinak mirip anggur tersebut asalnya dari tofoblas yakni sel bagian tepi ovum atau sel telur yang telah dibuahi yang nantinya melekat di dinding rahim dan menjadi plasenta (tembuni) serta membran yang memberi makan hasil pembuahan. (Sumber http://kakmokia 86 words press.com)

B. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diduga pencetusnya antara lain kekurangan gizi dan peredaran darah rahim.

C. Patofisiologi
Hamil anggur atau molahidatidosa dapat terjadi karena :
1. Tidak adanya buah kehamilan (agnesis) atau adanya perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan minggu ke – 3 sampai minggu ke – 4.
2. Aliran (sirkulasi) darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblart (bagian tepi sel telur yang telah dibuahi)
3. Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks.

D. Tanda dan Gejala
Layaknya orang hamil, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid, keluhan mual dan muntah. Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat. Jika diperiksa tes kehamilan hasilnya positif juga. Tapi bukan berarti jika muntah-muntah hebat sampai lemas lantas tergopoh-gopoh takut bahwa itu hamil anggur masih ada tanda lain dan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosa.
Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya :
1. Tidak ada tanda-tanda gerakan janin
2. Rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat dua bulan, rahim nampak seperti 4 bulan.
3. Keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiologis atau rontgen, tidak terlihat gambaran tulang janin, yang nampak justru gambaran mirip sarang lebah (honey comb) atau gambaran mirip badai salju (hitrasonografi), ditemukan gambaran mirip badai salju, tidak adanya gambaran yang menunjukkan denyut jantung janin.
Pemeriksaan lain adalah dengan patologi anatomi, yakni pemeriksaan mikroskopis. Gelembung cairan mirip anggur. Pemeriksaan penting lainnya, pengukuran kadar hormon korionik gonadotropik (HCG), yaitu hormon untuk mengidentifikasikan kehamilan pada hamil anggur kadar hormon ini (HCG) Meningkat lebih tinggi dari kadar kehamilan normal

F. Pengobatan
Pada dasarnya mola (hamil anggur) adalah tumor jinak, namun dapat berkembang menjadi ganas, kemungkinan menjadi ganas sekitar 20 %.

G. Prinsip Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan dari mola adalah :
1) Pengeluaran mola (evaluasi) pada wanita subur dan masih menginginkan anak, dapat dilakukan kuret atau kuret hisap. Kuret ulangan dilakukan sekitar seminggu setelah pertama, untuk memastikan bahwa rahim benar-benar bersih, sedangkan bagi wanita usia lanjut atau yang sudah tidak menginginkan tambahan anak, dilakukan pengangkatan rahim. (histerektomi)
2) Follow up, yaitu pengawasan lanjutan untuk konitor dan evaluasi pasca evaluasi langkah pengawasan dilakukan secara klinis, laboratorium dan radiologis pengawasan lanjutan dengan pemeriksaan kadar HCG pemeriksaan ini dilakukan 1 minggu sekali sampai kadar HCG menjadi negatif, setelah itu masih diperiksa sampai tiga minggu berturut-turut kadar HGC tetap negatif.
Selanjutnya masih diperiksa setidaknya sebulan sekali selama 6 bulan, jika ternyata pemeriksa HCG tidak sesuai dengan harapan atau dengan kata lain kadarnya tetap atau malah naik, perlu diberikan obat kemoterapi. Cara pengawasan lain dengan pemeriksaan radiologis yang dilakukan 6 bulan sekali.
Pada dasarnya penderita mola (hamil anggur) dianjurkan tidak hamil sampai pengawasan lengkap selesai dilakukan bagi yang belum punya anak, dianjurkan memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan selama satu tahun dan bagi yang sudah punya anak dianjurkan tidak hamil selama 2 tahun.