Total Tayangan Halaman

Senin, 15 Maret 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Pembelajaran bahasa asing (Bahasa Inggris) untuk anak sekolah dasar di luar negeri sudah dimulai tahun 60-an, mencapai puncak pada tahuan 70-an dan sempat surut. Namun sekarang sejak tahun 90-an telah terjadi ledakan anak belajar bahasa asing lebih dini. Bahasa asing di SD sebenarnya untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa ada bahasa lain selain bahasa ibu. Di Indonesia dengan adanya kebijakan di muka, seyogyanya bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kegiatan di dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan berceritera. Bagaimana kenyataan di lapangan sekarang? Anak-anak SD ditugasi untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat tata bahasa dengan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa, dan mengerjakan pekerjaan rumah yang sering tidak jelas perintahnya sehingga ada jawaban yang rancu.

Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai pada saat setelah masa Kemerdekaan Indonesia. Berbagai kurikulum dan metode telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai bahasa Inggris. Walaupun demikian hasilnya masih belum dirasakan maksimal dalam membuat siswa dapat berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tersebut. Berbagai masalah dan faktor yang melatar belakangi mengapa hasil yang dicapai belum sesuai yang diharapkan.

Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari Sekolah dasar. Program ini dilaksanakan berdasarkan pada kurikulum 1994 untuk Sekolah Dasar. Secara resmi kebijakan tentang memasukkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sesuai dengan kebijakan Depdikbud RI No. 0487/1992, Bab VIII, yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD.

Sekolah mempunyai kewenangan mengenai mata pelajaran bahasa Inggris dimasukkan sebagai salah satu muatan lokal yang diajarkan di sekolah dasar berdasarkan pertimbangan dan kebutuhan situasi dan kondisi baik dari orang tua maupun lingkungan masyarakat itu sendiri. Kebijakan ini membawa dampak yang positif baik bagi masyarakat maupun sekolah yang menyelenggarakan program tersebut. Selama kurun waktu beberapa tahun ini, adanya kecendrungan yang meningkat sekolah melaksanakan program pengajaran bahasa Inggris mulai dari sekolah dasar.

Dalam perkembangannya program ini menghadapi masalah-masalah baik dari sekolah maupun dari guru. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak tersedianya sillabus khusus mata pelajaran bahasa Inggris. Walaupun sebagai mata pelajaran muatan lokal akan tetapi bahasa Inggris haruslah tetap mempunyai sillabus tersendiri. Pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan nasional bidang dasar dan menengah tidak menyediakan sillabus mata pelajaran bahasa Inggris. Tugas tersebut diserahkan sepenuhnya kepada masing – masing daerah propinsi untuk membuat sillabus tersendiri sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah tersebut. Masalah yang lain adalah metode dan strategi pengajaran oleh guru yang tidak sesuai dengan perkembangan siswa.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini kita akan melihat selain kendala yang dihadapi diatas, masalah-masalah apa lagi yang muncul dihadapi oleh guru selama proses pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan bagaimana mereka melaksanakan pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar.Bahasa asing, khususnya bahasa bahasa mayor di Eropa (mayor dalam arti pencakap/penggunanya banyak dan berbagai kajian ilmiah, sastra, novel, film dan bentuk kesenian lain menggunakan bahasa tersebut sebagai pengantar) mengenal bentuk perubahan kata kerja, adverbia, ajektifa atau bahkan kata kerja bantu sebagai akibat dari “kapan” sebuah kalimat mewakili sebuah kejadian dan kemudian diucapkan. Intinya bahasa tersebut mensyaratkan “time frame” yang membutuhkan penalaran logis obyektif tentang sebuah moment. Sebuah pertanyaan yang mendasar: rata rata anak kelas 1 SD bahkan mungkin kelas 2 apakah dalam fase umur mereka, mereka mampu untuk melakukan penalaran waktu seperti: kemarin malam, 2 hari lalu, sekarang sedang, sekarang karena kebiasaan, besok sedang, besok akan dsb? Kalaupun ada anak yang sudah punya kemampuan melakukan penalaran waktu dengan baik mungkin memang kecerdasannya di atas rata rata atau mempunyai talenta luar biasa dalam bidang bahasa. Kebanyakan usia anak-anak tersebut bahkan masih belum mampu menalar time frame dalam bahasa ibunya. Contoh gampang : kapan kamu ke rumah nenek? Mungkin dijawab : kemarin, padahal actual pergi ke rumah nenek adalah kemarin lusa, atau bahkan 10 hari yang lalu.
B. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa tujuan diberikan pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak/murid Sekolah Dasar, apa metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dan apa media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris berlangsung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Diberikan Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak/Sekolah Dasar
Mengapa bahasa Inggris perlu diajarkan anak-anak mulai kelas 1 SD, bahkan di beberapa TK sudah ada yang memberikan materi bahasa Inggris? Kebanyakan orang tadinya beranggapan untuk memenuhi tuntutan globalisasi, modernisasi dan sasi-sasi yang lain, termasuk juga egoisasi orang tua mungkin. Tuntutan zaman yang seperti apa? Globalisasi yang seperti apa? Nah, ini yang sulit rumit dijawab karena memang tidak ada kerangka panduan yang jelas. Jelas saja tidak, apalagi visible. Sungguh sayang bahwa tujuan baik mengenalkan bahasa asing tidak disertai dengan kerangka kurikulum yang jelas sesuai dengan kriteria usia anak-anak. Ada sekolah yang mungkin sudah mempunyai materi pelajaran bahasa Inggris yang sudah visible, bahkan sudah melakukan survey psikologis kognitif terhadap daya nalar murid muridnya dan hasil surveynya digunakan untuk menyusun materi kurikulum, tetapi sejauh yang kita ketahui pemberian materi pelajaran bahasa Inggris ini masih asal ada asal jalan asal bisa jualan buku cetak saja.

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi program ini harus terus dilanjutkan. Alasan yang pertama ialah bahasa Inggris adalah suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional khususnya di era globalisasi sekarang ini. Bahasa Inggris dipergunakan sebagai media komunikasi dengan orang lain dari berbagai negara. Menurut pendapat Crystal (2003) bahwa bahasa Inggris tersebar dan dipergunakan hampir seperempat penduduk dunia dan terus akan berkembang menjadi satu setengah trilyun pada awal tahun 2000 an ini. Alasan kedua ialah dengan menguasai bahasa Inggris maka orang akan dengan mudah masuk dan dapat mengakses dunia informasi dan teknologi. Dengan pengenalan bahasa Inggris di sekolah dasar maka siswa akan mengenal dan mengetahui bahasa tersebut lebih awal. Oleh karena itu mereka akan mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut pedoman garis besar pendidikan dasar di Indonesia, tujuan pendidikan dasar di Indonesia ialah mempersiapkan lebih awal siswa pengetahuan dasar sebelum melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Website Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Alasan yang terakhir adalah bagi orang tua dan guru dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan menguasai bahasa Inggris maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka untuk mengembangkan diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik menghadapi persaingan lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang. Oleh karena mngutip pendapat Pennycook (1995:40) bahwa bahasa Inggris telah menjadi suatu alat yang sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan, pekerjaan serta status sosial masyarakat.Akhirnya kesimpulan utama alasan pengajaran bahasa Inggris diadakan di anak terutama di sekolah dasar ialah untuk memberikan pengetahuan penguasaan kosa kata yang banyak sehingga apabila siswa melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi mereka tidak akan mengalami kesulitan . oleh krena itu fokus utama dalam pengajaran bahasa Inggris ini menurut responden ialah penguasaan kosa kata. Dengan menguasai kosa kata yang banyak maka para siswa dapat dengan mudah menguasai keterampilan bahasa yang lain.
B. Metode yang Digunakan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Seorang manusia belajar bahasa dengan pertama adalah mendengarkan dan kemudian mengucapkan. Pengenalan manusia terhadap bahasa ibunya adalah dengan mendengarkan: maaa..em, ma-ma, haaak…haem, demikianlah contoh memberi pelajaran bicara pada anak kita. Demikian juga mengenalkan bahasa apapun kepada orang yang baru pertama mengenal bahasa tersebut. Dengar-bicara-dengar-bicara-dengar bicara terus menerus seperti gelombang laut menciumi pantai dan akhirnya baru membaca dan menuliskannya, bukan dengan dengan memberikan sebuah bentuk-walaupun singkat-conversation dalam buku cetak yang di dalamnya berisi time frame tenses. Untuk merubah ini memang bukan semudah mengucap mantera abkradabramakangularasacuka lalu semua beres. Pekerjaan rumah ini bukan hanya milik pemerintah tetapi terutama adalah kita, para kompasianawan kompasianawati, sebagai orang tua yang sebaiknya cukup arif bijaksana untuk mulai memberikan masukan kepada sekolah tentang materi pelajaran bahasa Inggris yang belum waktunya diberikan kepada anak kelas 1 SD, selektif dalam memantau guru yang mengajar (kalau gurunya saja mengucapkan “the” sebagai “nde” lha muridnya bagaimana?) dan terutama adalah dengan tidak menuntut-terutama anak anak kita yang masih kelas 1,2,3 SD-untuk mahir berbahasa Inggris. Bahasa Inggris memang perlu, tetapi ada fase bagi seorang anak untuk secara serius sungguh sungguh belajar bahasa tersebut dan itu bukan pada fase kelas 1,2 atau 3 dimana mereka masih berhak memiliki dunia bermain yang indah.
Pada tingkat SD atau MI metode pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
  • Memahami instruksi, isi-isi cerita naratif, kalimat, dan berita yang disampaikan melalui media audio-visual.
  • Menyampaikan pertanyaan, instruksi, pesan, ide, dan lain-lain. Dengan susunan kalimat dan pengucapan yang benar.
  • Mempresentasikan ide dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi dengan memahami metode presentasi yang tepat.
  • Memahami bahan bacaan dan istilah-istilah bahasa inggris sesuai dengan bidang studinya dengan menggunakan teknik membaca yang beragam.
  • Menuliskan ide, pendapat, pesan dan cerita dalam kalimat-kalimat yang benar dengan baik.
  • Menilai media visual singkat ke dalam bentuk verbal dan non-verbal (membuat resensi dan film review secara sederhana).
  • Menggunakan kaidah bahasa yang tepat dan terintegrasi dalam aspek bahasa secara keseluruhan.
C. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Berlangsung
Di benak sebagian para anak/murid masih tertanam paradigma lama yang menganggap bahwa kesuksesan belajar Bahasa Inggris adalah karena bakat yang dimiliki. Anggapan ini mendorong para anak/murid enggan belajar Bahasa Inggris. Mereka cenderung bersikap lebih cepat putus asa dan menyerah setiap menemui kesulitan dalam belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Belajar Bahasa Inggris mulanya merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di dalam ruangan (indoor learning). Namun sekarang, belajar Bahasa Inggris dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan media apa pun. Di samping pelajaran yang diterima di dalam kelas, anak/murid dapat belajar Bahasa Inggris di tempat-tempat kursus dan lembaga pendidikan nonsekolah lainnya.

Fenomena ini tentunya mendorong para guru dan orangtua untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia sebagai media belajar Bahasa Inggris secara menyenangkan. Hal ini tentunya harus dibarengi dengan kesadaran dan motivasi yang tinggi dari siswanya sendiri untuk belajar Bahasa Inggris secara sungguh-sungguh.

1. Berpikir kreatif
Selain memanfaatkan tempat-tempat kursus yang semakin bertebaran, diharapkan para anak/murid dan pihak-pihak yang terkait, seperti orangtua dan guru, mampu berpikir kreatif dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar, terutama bagi para anak/murid yang merupakan subyek pembelajaran. Anak/murid hendaknya dapat bersikap aktif dalam belajar Bahasa Inggris dan tak hanya mengandalkan materi yang diberikan guru di sekolah.

Sebagai contoh, setiap anak/murid pasti mempunyai televisi, radio, dan tape recorder. Lantas terbesit pertanyaan di benak kita, bagaimana barang-barang itu dapat digunakan untuk belajar Bahasa Inggris?
Hampir setiap anak/murid pasti melihat tayangan televisi setiap harinya. Namun hendaknya anak/murid dapat bersikap cerdas dalam memilih tayangan yang akan dilihat. Anak/murid dapat memilih acara dengan sajian bahasa Inggris. Ini bukan berarti kita dilarang melihat acara lain dan bukan berarti juga kita tidak cinta terhadap Bahasa Indonesia. Kemudian bagaimana cara kita belajar dengan melihat televisi? Kita dapat mengasah kemampuan mendengar (listening skill) dengan mendengarkan percakapan yang ada dalam film-film barat (western movie).

Sembari mendengarkan percakapan bahasa Inggris, kita dapat mencatat kata-kata baru yang belum pernah kita dengar ataupun kita mengerti artinya sebelumnya. Secara tidak langsung kita juga dapat menambah perbendaharaan kata-kata baru (new vocabularies).

2. Bermain Sambil Belajar
Lingkungan juga menyediakan sarana untuk belajar bahasa Inggris bagi anak-anak. Karakteristik utama anak-anak adalah bermain sambil belajar. Para orangtua dan guru dapat mengajak putra putri dan siswanya untuk mengunjungi taman kota, kebun binatang, dan bahkan mengajak mereka untuk sekadar duduk- duduk di taman rumah. Para orangtua dan guru mengenalkan secara langsung benda-benda yang ada di sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris.

Sebagian orangtua mungkin merasa khawatir karena melatih putra putri mereka untuk belajar berbagai macam bahasa secara bersamaan. Pada dasarnya anak-anak tidak akan merasa terbebani dengan berbagai macam bahasa yang diajarkan kepada mereka. Secara alamiah anak-anak mempunyai alat untuk belajar bahasa secara bersamaan yang disebut sebagai language acquisition device (LAD) yang merupakan anugerah Tuhan. Justru sebaliknya, pembelajaran berbagai macam bahasa dalam waktu yang bersamaan sedini mungkin adalah langkah yang efektif. Selain LAD yang dimiliki anak-anak adalah faktor usia juga sangat mendukung. Pada usia dini, daya tangkap anak-anak terhadap materi yang diberikan akan lebih baik. Dengan demikian, banyak cara yang dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris secara menyenangkan. Dengan adanya sikap cerdas dan pikiran yang kreatif, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk lebih tekun belajar Bahasa Inggris dan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kesuksesan dalam belajar bahasa Inggris bukan karena bakat (talent), tetapi karena kemauan.
BAB III
KESIMPULAN

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi program ini harus terus dilanjutkan. Alasan yang pertama ialah bahasa Inggris adalah suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional khususnya di era globalisasi sekarang ini. Bahasa Inggris dipergunakan sebagai media komunikasi dengan orang lain dari berbagai negara.
  • Pada tingkat SD atau MI metode pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
    Memahami instruksi, isi-isi cerita naratif, kalimat, dan berita yang disampaikan melalui media audio-visual.
  • Menyampaikan pertanyaan, instruksi, pesan, ide, dan lain-lain. Dengan susunan kalimat dan pengucapan yang benar.
  • Mempresentasikan ide dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi dengan memahami metode presentasi yang tepat.
  • Memahami bahan bacaan dan istilah-istilah bahasa inggris sesuai dengan bidang studinya dengan menggunakan teknik membaca yang beragam.
  • Menuliskan ide, pendapat, pesan dan cerita dalam kalimat-kalimat yang benar dengan baik.
  • Menilai media visual singkat ke dalam bentuk verbal dan non-verbal (membuat resensi dan film review secara sederhana). Menggunakan kaidah bahasa yang tepat dan terintegrasi dalam aspek bahasa secara keseluruhan.